BAB II
KONSEP DASAR
A. Definisi
Insufisiensi adrenal adalah sekresi yang inadekwat
dari adrenokortikosteroid, dapat terjadi sebagai hasildari sekresi ACTH yang
tidak cukup atau karena kerusakan dari kelenjar adrenal dapatsebagian atau
seluruhnya. Manifestasi yang terjadi dapat bermacam macam , dapat terjadi tiba
tiba dan mengancam jiwa atau dapat juga berkembang secara bertahap dan perlahan
lahan. (Smeltzer Susan C, Brenda G. Bare. 2002)
Insufisiensi adrenal dibagi menjadi 3 tipe, tergantung
dari dimana terjadinya masalah pada kelenjar hipothalamik pituitary-adrenal dan
seberapa cepat turunnya hormon hormon tersebut.
1.
Chronic primary adrenal insufiiciency ( Addison disease)
adalah suatu kondisi penyakit yang terjadi akibat gangguan penurunan fungsi
kelenjar adrenal. Addison adalah insufisiensi adrenal yang berat dengan
ekserbasi yang tiba – tiba. Hal ini dapat menimbulkan kematian bila tidak
segera ditangani. ( Price, sylvia anderson 2006 )
2.
Chronic secondary adrenal insufficiency
kegagalan pituitari menyekresi ACTH
(sekresi aldosteron
intak karena dikendalikan oleh sumbu renin-angiotensin)
Adanya penyebab hipopituitarisme primer atau sekunder. ( Price, sylvia anderson 2006 )
intak karena dikendalikan oleh sumbu renin-angiotensin)
Adanya penyebab hipopituitarisme primer atau sekunder. ( Price, sylvia anderson 2006 )
3.
Acute adrenal insufficiency ( Adrenal Crisis )
adalah suatu keadaan insufisiensi adrenal akut, tanpa tanda klinis yang
khas. Diagnosis krisis adrenal hanya berdasarkan kemungkinan saja, dan
pengobatannya harus segera diberikan tanpa menunggu hasil laboratorium. (
Price, sylvia anderson 2006 )
B. Etiologi
Menurut Syaifudin, 2006 ada
beberapa etiologi yaitu :
1.
Chronic primary adrenal insufiiciency ( Addison disease)
a. Autoimun ( kurang lebih
70-90 kasus)
b. Infeksi ( TBC, Histoplasmosis,
HIV, Syphilis)
c. Keganasan ( metastase dari paru paru, mamae, carcinoma
colon, melanoma, lymphoma)
2.
Chronic secondary adrenal insufficiency
a. Terapi glukokortikoid jangka
lama ( mensupresi CRH )
b. Tumor pituitari atau
hipotalamus
c. Radiasi pituitari
d. Penyakit infeksi dan
infiltrasi dari kelenjar pituitari ( sarkoid, hystiosistosis,TB,
histoplasmosis)
3.
Acute adrenal insufficiency ( Adrenal Crisis )
a. Penyebab primer adalah perdarahan
kelenjar adrenal bilateral, trombosis atau nekrosis selama terjadi sepsis atau
ketika mendapat antikoagulan. Bila kehilangan kelenjar adrenal unilateral tidak
akan menyebabkan insufisiensi adrenal.
b. Penyebab
sekunder adalah peripartum pituitary infark (Sheehan`s syndrom), Pituitary
apoplexy ( perdarahan pada kelenjar pituitary), trauma kepala dengan
gangguan batang kelenjar pitutari, tetapi biasanya tidak seberat pada keadaan
adrenal insuficiency primer karena sekresi aldosteron tidak dipengaruhi.
C. Manifestasi Klinis
Menurut Elizabeth Corwin,
2009, ada beberapa manifestasi klinis yaitu :
1.
Chronic primary adrenal insufiiciency ( Addison disease)
Penyakit Addison ditandai oleh kelemahan otot, anorexia, gejala gastro
intestinal, keluhan mudah lelah, emosional (tubuh harus kering) pigmentasi pada
kulit, jari berbuku – buku pada lutut, siku serta membran mukosa. Hipotensi
glukosa rendah, kalium tinggi pada kasus yang berat disertai oleh dehidrasi
yang kronis.
Gejala Lanjutan : Dengan berkelanjutan penyakit yang disertai hipotensi
otot sebagai akibat dari hipokortitolisme pasien akan mengalami krisis
Addisonian yang ditandai oleh stanosis, panas dan tanda – tanda shoek, pekat,
cemas, nadi cepat, TD rendah, sakit kepala, nyeri abdomen, diare. Pada pasien
yang mengalami penyakit Addison akan ditemukan hal – hal sebagai berikut :
- Kelemahan otot yang luas
- Anorexia
- Gejala gastrointertinal
- Mudah lelah
- Omoslasis
- Hiperpigmentasi kulit
- Gangguan pola tidur
- Jari berbuku – buku
- Hipotensi
- Hipoglikemi
- Tanda – tanda shock
- Hiponatremia
- Hiperkalemia
- Dehidrasi
2.
Chronic secondary adrenal insufficiency
Manifestasi klinis dari chronic secondary adrenal
insufficiency adrenal yaitu ang berhubungan dengan kekurangan hormon kortisol
adalah: lemah badan, cepat lelah, anoreksia, mual-mual, muntah, diare,
hipoglikemi, eosinophilia, hipotensi ortostatik yang ringan.
3.
Acute adrenal insufficiency ( Adrenal Crisis )
Gejala klinis yang mendukung suatu diagnosis krisis
adrenal adalah sebagai berikut :
a.
Syok yang sulit dijelaskan etiologinya biasanya tidak
ada pengaruh dengan pemberian resusitasi cairan atau vasopresor.
b.
Hipotermia atau hipertermia
c.
Yang berhubungan dengan kekurangan kortisol yaitu
cepat lelah, lemah badan, anoreksia, mual mual dan muntah , diare, hipoglikemi,
hipotensi, hiponatremi.
d.
Yang berhubungan dengan kekurangan hormon aldosteron
yaitu hiperkalemia dan hipotensi berat yang menetap
e.
Lain lain tergantung dari penyebab, mungkin didapatkan
panas badan, nyeri abdomen dan pinggang yang berhubungan dengan perdarahan
kelenjar adrenal
D.
Patofisiologi dan Pathways
Patofisiologi menurut
Aderson, Silvia Price, 1996 dalam buku Patofisiologi:
Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit, antara lain:
1.
Chronic primary adrenal insufiiciency ( Addison disease)
Insufisiensi adrenal kronis terjadi ketika
kelenjar adrenal gagal untuk mengeluarkan hormon dalam jumlah yang adekwat,
untuk memenuhi kebutuhan fisiologis, walaupun ACTH keluar dari kelenjar
pituitari. Insufisiensi
adrenal merupakan disfungsi kortek adrenal atau lebih dikenal dengan hipoadrenalisme
/ kiperkortikolisme. Hal ini dapat terjadi karena kerusakan pada kortek adrenal
atau dapat juga karena penurunan stimulasi dari hormon adreno kortikolisme.
Keadaan ini berkaitan dengan hal psikologis dimana sekresi adrenal
berkaitan erat dengan stres. Keadaan stres yang berat dapat menimbulkan shok
yang apda akhirnya dapat menimbulkan ancaman kematian karena besarnya
pengeluaran cairan natirum dan hipoglikemi.
Konsekuensi lain defisiensi
kortisol adalah peningkatan umpan balik negative dalam sekresi peptide yang
berasal dari proopiomelanokortin (POMC), termasuk ACTH dan melanocyte
stimulating hormone. Konsekuensi klinis adalah hiperpigmentasi, yang biasanya
terjadi di bagian distal ekstremitas di daerah terpajan matahari walaupun juga
dapat mengenai daerah yang dalam keadaan normal tidak terpajan matahari.
Defisiensi androgen dapat
mempengaruhi pertumbuhan rambut ketiak dan pubis.Efek ini tertutupi pada laki-
laki, yang memiliki androgen testis untuk menimbukan efek metabolic androgenic.
- Chronic secondary adrenal insufficiency
Insufisiensi adrenal kronis sekunder terjadi ketika
steroid eksogen menekan hypothalamus-pituitary-adrenal axis (HPA). Bila
terjadi penurunan dari steroid eksogen ini akan mencetuskan suatu krisis
adrenal.atau stess yang akan meningkatkan kebutuhan kortisol.
- Acute adrenal insufficiency ( Adrenal Crisis )
Kortek adrenal memproduksi 3 hormon steroid yaitu
hormon glukokortikoid (kortisol), mineralokortikoid (aldosteron,
11-deoxycoticosterone) dan androgen (dehydroepiandrosterone). Hormon utama yang
penting dalam kejadian suatu krisis adrenal adalah produksi dari kortisol dan
adrenal aldolteron yang sangat sedikit.
Kortisol meningkatkan glukoneogenesis dan
menyediakan zat - zat melalui
proteolisis, penghambat sintesis protein, mobilisasi
asam lemak,dan meningkatkan pengambilan asam amino di hati. Kortisol secara
tidak langsung meningkatkan sekresi insulin untuk mengimbangi hperglikemi
tetapi juga menurunkan sensitivitas dari insulin. Kortisol juga mempunyai efek
anti inflamasi untuk mestabilkan lisosom, menurunkan respon leukositik dan
menghambat produksi sitokin. Aktivitas fagositik dipertahankan tetapi sel
mediated imunity hilang pada keadaan kekurangan kortisol dan mensupresi
sintesis adrenokortikotropik hormon ( ACTH).
Aldosteron di keluarkan sebagai respon terhadap
stimulasi dari angiotensin II melalui system renin angiotensin, hiperkalemi,
hiponatremi dan antagonis dopamin. Efek nya pada target organ primer. Ginjal
meningkatkan reabsorpsi dari natrium dan sekresi dari kalium dan hidrogen.
Mekanismenya masih belum jelas, peningkatan dari natrium dan kalium
mengaktivasi enzim adenosine triphosphatase ( Na/K ATPase) yang bertangung
jawab untuk trasportasi natrium dan juga meningkatkan aktivitas dari carbonic
anhidrase, efek nya adalah meningkatkan volume intravaskuler. System renin
angiotensin-aldosteron tidak dipengaruhi oleh glukokortikoid eksogen dan
kekurangan ACTH mempuyai efek yang sangat kecil untuk kadar aldosteron
kekurangan hormon adrenokortikal menyebabkan efek yang berlawanan dengan hormon
ini dan menyebabkan gejala klinis yang dapat ditemukan pada krisis adrenal.
Berikut adalah bagan yang menggambarkan keadaan yang
terjadi pada krisis Addison
Pada perdarahan, trombosis, autoimun, stres,
tuberkulosis, infeksi, tumor, dan trauma dapat menyebabkan disfungsi korteks
adrenal dan dapat mengakibatkan disfungsi korteks adrenal sehingga dapat
menurunkan kadar glukotiroid, sehingga
dapat meningkatkan ATCH dan CRH, hal in akan menyebabkan hilangnya androgen
adrenal dan aldosteron. Sehingga akan menyebabkan hiponatremia, gangguan
mental, frustasi, hiperpigmentasi addison desease.
E. Komplikasi
Menurut
Smeltzer Susan C, Brenda G. Bare. 2002 terdapat
komplkasi dari insufisiensi adrenal, antara lain :
a. Syok (akibat
dari infeksi akut atau penurunan asupan garam)
b. Kolaps sirkulasi
c. Dehidrasi
d. Hiperkalemia
e. Sepsis
F. Penatalaksanaan Medis ( Aderson Silvia Prince, 1996 )
1.
Chronic primary adrenal insufiiciency ( Addison disease)
a. Pemberian kortisol po 15
mg pagi hari dan hidrokortison po 10 mg sore hari ( dosis dikurangi secara
bertahap, lalu gunakan dosis terendah yang masih dapat ditoleransi ).
b. Gantikan aldosteron
dengan fludrikortison 50-200mcg/hari, dosis titrasi sesuai dengan tekanan darah
dan kadar Kalium
c. Yang paling penting
adalah memakai tanda ditangan yang menerangkan penyakit penderita dan instruksi
untuk meningkatkan duakali lipat atau tiga kali lipat dosis hidrokortison
selama stres fisiologik
- Chronic secondary adrenal insufficiency
a. Berikan kortisol 15 mg
pada pagi hari dengan hidrocortison 10 mg pada sore hari ( dosis dapat di
turunkan, gunakan dosis terendah yang masih dapat ditoleransi.atau gunakan
glukokortikoid dan kemudian lakukan tappering off.
b. Yang paling penting
adalah memakai tanda ditangan yang menerangkan penyakit penderita dan instruksi
untuk meningkatkan duakali lipat atau tiga kali lipat dosis hydrokortison
selama stres fisiologis.
- Acute adrenal insufficiency ( Adrenal Crisis )
a.
Cairan isotonik seperti NaCl 9% diberikan untuk
menambah volume dan garam.
b.
Jika penderita hipoglikemi dapat di berikan cairan
dextrose 50%
c.
Steroid IV secepatnya : dexametason 4 mg atau
hydrokortisone 100 mg. Setelah penderita stabil lanjutkan dengan dexametasone 4
mg IV tiap 12 jam atau hydrokortison 100 mg IV tiap 6-8 jam.
d.
Obati penyakit dasarnya seperti infeksi dan
perdarahan, untuk infeksi dapat diberikan antibiotik. 13-14
e.
Untuk meningkatkan tekanan darah dapat diberikan
dopamin atau norepineprin
f.
Terapi pengganti mineralokortikoid dengan fludricortisone
g.
Penderita harus dikonsultasikan dengan
endokrinologist, spesialis penyakit Infeksi, ahli critical care, kardiologis,
ahli bedah.
G.
Penatalaksanaan Keperawatan ( Anderson Silvia Prince, 1996 )
a.
Pengukuran TTV
b.
Memberikan rasa nyaman dengan mengatur atau
menyediakan waktu istirahat pasien
c.
Menempatkan pasien dalam posisi setengah duduk dengan
kedua tungkai ditinggikan
d.
Memberikan suplemen makanan dengan penambahan garam
e.
Follow up: mempertahankan berat badan, tekanan
darah dan elektrolit yang normal disertai regresi gambaran klinis
f.
Memantau kondisi pasien untuk mendeteksi tanda dan
gejala yang menunjukan adanya krisis Addison
H. Pemeriksaan Penunjang
Menurut
Smeltzer Susan C, Brenda G. Bare. 2002 pemeriksaan penunjang pada insufiensi adrenal adalah:
1. Chronic primary adrenal
insufiiciency ( Addison disease)
a.
Pemerisaan laboratorium
1)
Penurunan konsentrasi glukosa darah dan natrium
(hipoglikemia dan hiponatremia)
2)
Peningkatan kosentrasi kalium serum (hiperkalemia)
3)
Peningkatan jumlah sel darah putih (leukositosis)
4)
Penurunan kadar kortisol serum
5) Kadar kortisol plasma rendah
b.
Pemeriksaan radiografi abdominal menunjukan adanya
kalsifikasi diadrenal
c.
CT Scan
Detektor kalsifikasi adrenal dan pembesaran adrenal yang sensitive
hubungannya dengan insufisiensi pada tuberculosis, infeksi, jamur, penyakit
infiltratif malignan dan non malignan, dan haemoragik adrenal
d.
Gambaran EKG
Tegangan rendah aksis QRS vertical dan gelombang ST
non spesifik abnormal sekunder akibat adanya abnormalitas elektrolit
2. Chronic secondary adrenal
insufficiency
a. Pemerisaan laboratorium
1) kortikotropin
2) hipoglikemia terinduksi insulin
3) eosinofilia
4) limfositosis
b. CT scan: adrenal kecil, tak
berkalsifikasi pada autoimun, pembesaran pada penyakit metastatik, perdarahan,
infeksi atau deposit (walaupun
mungkin tampaknya normal)
mungkin tampaknya normal)
c. MRI : untuk mendeteksi abnormalitas
pituitari
3. Acute adrenal insufficiency (
Adrenal Crisis )
Pemeriksaan laboratorium :
- Hiponatremia
- Hiperkalemia
- Hipoglikemia
- Adotemia
- Hemokonsentrasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar