BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Tumor otak adalah lesi oleh karena ada desakan ruang baik jinak maupun
ganas yang tumbuh di otak, meningen dan tengkorak.
Tumor ialah Istilah umum
yang mencakup setiap pertumbuhan benigna (jinak) dalam setiap bagian tubuh.
Pertmbuhan ini tidak bertujuan, bersifat parasit dan berkembang dengan
mengorbankan manusia yang menjadi hospesnya. (Sue Hinchliff, kamus Keperawatan,
1997).
Tumor otak adalah tumor jinak pada selaput
otak atau salah satu otak (Rosa Mariono, MA, Standart asuhan Keperawatan St.
Carolus, 2000)
Tumor cerebri / tumor otak adalah lesi intracranial setempat yang menempati
ruang didalam tulang tengkorak (Baughman, Piaree, 2000).
Tumor cerebri adalah lesi desak ruang jinak maupun ganas, yang tumbuh di
otak, meningen dan tengkorak (Price, Slyvia, 2000).
Tumor otak adalah sebuah lesi
terletak pada intrakranial yang menempati ruang di dalam tengkorak (Brunner
& Suddarth, 2002).
Tumor otak adalah neoplasma yang
berasal dari sel saraf, neuro epithelium, sel glia, saraf kranial, pembuluh
darah, kelenjar pineal, hipofisis (Donna L. Wong, 2002).
Tumor otak adalah lesi intra kranial yang menempati ruang dalam tulang
tengkorak (buku ajar patofisiologi)
Tumor otak adalah suatu lesi ekspansif yang bersifat jinak (benigna)
ataupun ganas (maligna), membentuk massa dalam ruang tengkorak kepala (intra
cranial) atau di sumsum tulang belakang (medulla spinalis).
Karsinoma otak (maligna)
adalah neoplasma yang tumbuh di selaput otak. Neoplasama ialah sekumpulan sel
abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh terus menerus secara terbatas,
tidak terkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh.
(Patologi, dr. Achmad Tjarta 1973).
B.
Etiologi
Faktor faktor penyebab tumor otak
yaitu :
1. Herediter
Riwayat tumor otak dalam satu anggota keluarga jarang
ditemukan kecuali pada meningioma, astrositoma dan neurofibroma dapat dijumpai
pada anggota-anggota sekeluarga. Sklerosis tuberose atau penyakit Sturge-Weber
yang dapat dianggap sebagai manifestasi pertumbuhan baru, memperlihatkan faktor
familial yang jelas. Selain jenis-jenis neoplasma tersebut tidak ada
bukti-buakti yang kuat untuk memikirkan adanya faktor-faktor hereditas yang
kuat pada neoplasma.
2. Sisa-sisa Sel Embrional (Embryonic
Cell Rest)
Bangunan-bangunan embrional berkembang menjadi
bangunan-bangunan yang mempunyai morfologi dan fungsi yang terintegrasi dalam
tubuh. Tetapi ada kalanya sebagian dari bangunan embrional tertinggal dalam
tubuh, menjadi ganas dan merusak bangunan di sekitarnya. Perkembangan abnormal itu
dapat terjadi pada kraniofaringioma, teratoma intrakranial dan kordoma.
3. Radiasi
Jaringan dalam sistem saraf pusat peka terhadap radiasi dan dapat mengalami
perubahan degenerasi, namun belum ada bukti radiasi dapat memicu terjadinya
suatu glioma. Pernah dilaporkan bahwa meningioma terjadi setelah timbulnya
suatu radiasi.
4. Virus
Banyak penelitian tentang inokulasi virus pada binatang kecil dan besar
yang dilakukan dengan maksud untuk mengetahui peran infeksi virus dalam proses
terjadinya neoplasma, tetapi hingga saat ini belum ditemukan hubungan antara
infeksi virus dengan perkembangan tumor pada sistem saraf pusat.
5. Substansi-substansi Karsinogenik
Penyelidikan tentang substansi karsinogen sudah lama dan luas dilakukan.
Kini telah diakui bahwa ada substansi yang karsinogenik seperti methylcholanthrone,
nitroso-ethyl-urea. Ini berdasarkan percobaan yang dilakukan pada hewan.
6.
Trauma
Trauma yang berulang menyebabkan terjadinya meningioma
(neoplasma selaput otak). Pengaruh trauma pada patogenesis neoplasma susunan
saraf pusat belum diketahui.
Menurut beberapa ahli tumor otak dapat terjadi akibat proses primer dan
sekunder :
a. Primer
·
Gangguan pada otak
·
Gangguan imunologi tubuh
·
Gangguan fungsi hipofisis
·
Virus
·
Toksin
b. Sekunder : Metastase tumor lain,
biasanya tumor paru dan payudara
C. Anatomi Fisiologi
Susunan saraf adalah sistim yang mengontrol tubuh kita yang
terus menerus menerima, menghantarkan dan memproses suatu informasi dan bersama
sistim hormon, susunan saraf mengkoordinasikan semua proses fungsional dari
berbagai jaringan tubuh, organ dan sistim organ manusia.
a.
Susunan saraf sadar (Voluntary
nervous system) mengontrol fungsi yang dikendalikan oleh keinginan atau kemauan
kita. Saraf ini mengontrol otot rangka dan menghantarkan impuls sensori ke
otak. Melalui saraf ini kita dapat melakukan gerakan aktif dan menyadari
keadaan diluar tubuh kita dan secara sadar mengendalikannya.
b.
Susunan saraf otonom/ tak
sadar (automatic nervous system) saraf ini menjaga organ tubuh bagian dalam
supaya berfungsi dengan baik seperti : hati, paru-paru, jantung dan saluran
cerna. Fungsi dasar yang penting bagi kehidupan seperti makan, metabolisme,
sirkulasi darah dan pernafasan dikendalikan dengan bantuan susunan saraf
otonom. Susunan saraf otonom dibagi menjadi susunan saraf simpatik (menyebabkan
tubuh dalam keadaan aktif) dan susunan saraf para simpatik (sistim pengontrol
konstruktif dan menyenangkan).
Serebrum terdiri dari dua hemisfer yaitu kiri dan kanan, empat lobus yaitu:
Serebrum terdiri dari dua hemisfer yaitu kiri dan kanan, empat lobus yaitu:
Ø
Lobus frontal berfungsi mengontrol
perilaku individu, membuat keputusan, kepribadian dan menahan diri.
Ø
Lobus parietal merupakan lobus
sensori berfungsi menginterpretasikan sensasi, berfungsi mengatur individu
mampu mengetahui posisi dan letak bagian tubuhnya.
Ø
Lobus temporal berfungsi
menginterpretasikan sensasi kecap, bau, pendengaran dan ingatan jangka pendek.
Ø
Lobus oksipital bertanggung jawab
menginterpretasikan penglihatan gr. Otak menerima 20% dari curah jantung dam
memerlukan sekitar 20% pemakaian oksigen tubuh dan sekitar 400 kilokalori
energi setiap harinya.
Otak merupakan jaringan yang peling banyak memakai energi
dalam seluruh tubuh dan terutama berasal dari proses metabolisme oksidasi
glukosa. Dan 65% dari kebutuhan glukosa tubuh digunakan untuk metabolisme otak
yang mana 90% aerobic dan 10% anairobik. Bila otak tidak mendapat aliran darah
selama 3 – 6 menit akan timbul gangguan fungsional dan kerusakan structural
secara menetap. Otak berfungsi sebagai pusat integrasi dan koordinasi
organ-organ sensorik dan sistim efektor perifer tubuh, sebagai pengatur
informasi yang masuk, simpanan pengalaman, impuls yang keluar dan tingkah laku.
Dari dalam ke arah luar otak diselubungi oleh tiga lapisan meningen, lapisan
pelindung yang paling luar adalah tengkorak. Otak bukan masa yang uniform,
melainkan suatu organ yang sangat kompleks.
Secara fungsional dan anatomis otak dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
a. Batang otak yang menghubungkan medulla spinalis dengan
serebrum terdiri dari medulla oblongat, pons dan mesensefalon (otak tengah).
1)
Medulla oblongata adalah bagian
otak yang langsung menyambung dengan medulla spinalis. Berkas saraf yang
berjalan disini berasal dari serebrum dan berfungsi untuk pergerakan otot
rangka. Di medulla oblongata berkas ini menyebrang ke sisi yang berlawanan yang
disebut jalan/ traktus poramidalis. Itu sebabnya jika kerusakan otak bagian
kiri akan menyebabkan kelumpuhan bagian kanan tubuh dan sebaliknya. Selain
traktus piramidalis ada kelumpuhan sel-sel saraf yang terdapat di medulla
oblongata yakni pusat otot yang mengontrol fungsi vital seperti pernafasan,
denyut jantung dan tonus pembuluh darah.
2)
Pons berupa ninti (neucleus). Pons
merupakan switch dari jalur yang menghubungkan korteks serebri dan serebllum.
3)
Mesensefalon merupakan bagian otak
yang sempit terletak antara medulla oblongata dan diensefalon. Pada
mesensefalon terdapat formation retikularis, suatu rangkaian penting yang
antara lain mengatur irama tidur dan bantun, mengontrol refleks menelan dan
muntah.
b. Otak kecil
(cerebelum)
Cerebellum terletak dibelakang fossa krenialis dan melekat
ke bagian belakang batang otak. Cerebllum berperan penting dalam menjaga
keseimbangan dan mengatur koordinasi gerakan yang diterima dari segmrn
posterior medulla spinalis yang memberi informasi tentang keregangan otot dan tanda
serta posisi-posisi sendi.
c.
Otak besar (cerebrum)
Cerebrum adalah bagian otak yang paling besar dan terbagi
atas dua belahan yaitu hemisper kiri dan kanan. Sebagian dari kedua hemisper
dipisahkan oleh pistula longitudinal dan sebagian dipersatukan oleh pita
serabut saraf yang melebar (korpus kolosum).
d.
Diensefalon
Dibagi menjadi empat wilayah :
1) Thalamus
Thalamus merupakan stasiun pemancar yang menerima impuls
ageren dari seluruh tubuh lalu memprosesnya dan meneruskannya ke segmen otak
yang lebih tinggi. Kapsula interna yang terletak disekitar thalamus berupa
berkas saraf penting yang datang dari serebri dan dikompres kedalam rongga yang
kecil.
2) Hipotalamus
Hypothalamus merupakan pusat pengontrol susunan saraf
otonom juga mempengaruhi metabolisme, observasi makanan dan mengatur suhu
tubuh, karena letaknya sangat dekat dengan kelenjar pitviteri.
3) Subtalamus
Fungsinya belum dapat dimengerti sepenuhnya, tetapi lesi
pada subtalamus dapat menimbulkan diskenisia diamatis yang disebut nemibalismus
yang ditandai oleh gerakan kaki atau tangan yang terhempas kuat pada satu sis
tubuh. Gerakan infontuler biasanya lebih nyata pada tangan dan kaki.
4) Epitalamus
Epitalamus dengan sistim limbic dan berperan pada beberapa
dorongan emosi dasar dan integrasi informasi olfaktorius.
Pembuluh darah yang mendarahi otak tardiri dari :
a.
Sepasang pembuluh darah karotis : denyut
pembuluh darah besar ini dapat kita raba dileher depan, sebelah kiri dan kanan
dibawah mandibula, sepasang pambuluh darah ini setelah masuk ke rongga
tengkorak akan bercabang menjadi tiga :
1. Sebagian menuju
ke otak depan (arteri serebri anterior)
2. Sebagian menuju ke otak belakang (arteri serebri posterior)
3. Sebagian menuju otak bagian dalam (arteri serebri interior)
Ketiganya akan saling berhubungan melalui pembuluh darah yang disebut arteri komunikan posterior.
2. Sebagian menuju ke otak belakang (arteri serebri posterior)
3. Sebagian menuju otak bagian dalam (arteri serebri interior)
Ketiganya akan saling berhubungan melalui pembuluh darah yang disebut arteri komunikan posterior.
b. Sepasang pembuluh darah vertebralis : denyut
pembuluh darah ini tidak dapat diraba oleh karna kedua pembuluh darah ini
menyusup ke bagian samping tulang leher, pembuluh darah ini mendarahi batang
otak dan kedua otak kecil, kedua pembuluh darah teersebut akan saling
berhubungan pada permukaan otak pembuluh darah yang disebut anastomosis.
D. Patofisiologi
Menurut
Brunner dan Suddarth 1987, gangguan neurologi pada tumor otak disebabkan oleh 2
faktor yaitu
1.
Gagguan fokal, terjadi apabila
terdapat penekanan pada jaringan otak dan infiltrasi atau invasi langsung pada
parekim otak dengan kerusakan jaringan neuron. Tentu saja disfungsi yang paling
besar terjadi pada tumor yang tumbuh paling cepat (misalnya glioblastama
multiforme). Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang
bertumbuh menyebabkan nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah arteri pada
umumnya bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara akut dan mungkin dapat
dikacaukan dengan gangguan perubahan serebrovaskuler primer. Serangan kejang
sebagai manifestasi perubahan kepekaan neuron dihubungkan dengan kompresi,
invasi dan perubahan suplai darah kejaringan otak. Beberapa tumor membentuk
kista yang juga menekan parenkim otak sekitarnya sehingga memperberat gangguan
neurologis fokal.
2.
Peningkatan TIK dapat diakibatkan
oleh bebrapa faktor : bertambahnya massa dalam tengkorak, terbentuknya oedema
sekitar tumor dan perubahan sirkulasi cairan serebrospinal. Pertumbuhan tumor
menyebabkan bertambahnya massa karena ia mengambil tempat dalam ruang yang
relatif tetap dari ruangan tengkorak yang kaku. Tumor ganas menyebabkan oedema
dalam jaringan otak sekitarnya. Mekanismenya belum seluruhnya dipahami, tetapi
diduga disebabkan oleh selisih osmotik yang menyebabkan penyeparan cairan
tumor. Beberapa tumor dapat menyebabkan perdarahan. Obstruksi vena dan oedema
yang disebabkan oleh kerusakan sawar darah-otak, semuanya menimbulkan kenaikan
volume intrakranial dan kenaikan TIK. Obstruksi sirkulasi cairan serebrospinal
dari ventrikel lateral ke ruangan sub araknoid menimbulkan hidrosepalus. Peningkatan
TIK akan membahayakan jiwa bila terjadi cepat akibat salah satu penyebab yang
akan telah dibicarakan sebelumnya. Mekanisme kompensasi memerlukan waktu
berhari-hari atau berbulan-bulan untuk menjadi efektif dan oleh karena itu
tidak berguna apabila TIK timbul cepat. Mekanisme kompensasi antara lain :
bekerja menurunkan volume darah intrakranial, volume cairan serebrospinal,
kandungan cairan intra sel dan mengurangi sel-sel parenkim. Kenaikan tekanan
yang tidak diobati mengakibatkan herniasi ulkus / serebellum. Herniasi ulkus
menekan mensesefalon menyebabkan hilangnya kesadaran saraf otak ketiga. Pada
herniasi cerebellum tergeser ke bawah melalui foramen magnum oleh suatu massa
posterior. Kompresi medulla oblongata dari henti pernafasan terjadi dengan
cepat. Perubahan fisiologis lain terjadi dengan cepat. Perubahan fisiologis
lain terjadi akibat peningkatan TIK yang cepat adalah bradikardia progesif, hipertensi
sitemik, (pelebaran tekanan nadi) dan gangguan pernafasan.
F.
Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala
tumor otak sangat bervariasi, tergantung pada tempat lesi dan kecepatan
pertumbuhannya, antara lain :
·
Lobus Frontalis Gangguan
kepribadian
·
Epilepsi
·
Afasia mototik
·
Hemiparesis
·
Ataksia
·
Gangguan bicara
·
Gangguan gaya berjalan
·
Lobus Oksipitalis Gangguan
penglihatan
·
Lobus Temporalis Halusinasi
·
Kejang psikomotor
·
Tinitus (bunyi berdengung atau
berdesing)
·
Kesulitan menyebutkan objek
·
Lobus Parietalis Tidak mampu
merekam gambar
·
Tidak dapat membedakan mana kiri
mana kanan.
G. Klasifikasi
Tumor
otak ada bermacam-macam menurut Price, Sylvia Ardeson,2000, yaitu :
1. Glioma adalah tumor jaringan glia
(jaringan penunjang dalam system saraf pusat misalnya euroligis), bertanggung
jawab atas kira-kira 40 sampai 50 % tumor otak.
2. Tumor meningen (meningioma)
merupakan tumor asal meningen, sel-sel mesofel dan sel-sel jaringan penyambung
araknoid dan dura dari paling penting.
3. Tumor hipofisis berasal dari sel-sel
kromofob, eosinofil atau basofil dari hipofisis anterior
4. Tumor saraf pendengaran
(neurilemoma) merupakan 3 sampai 10 % tumor intrakranial. Tumor ini berasal dari sel schawan selubung
saraf.
5. Tumor metastatis adalah lesi-lesi metastasis merupakan kira-kira 5-10 % dari seluruh
tumor otak
dan dapat berasal dari sembarang tempat primer.
6. Tumor
pembuluh darah antara lain :
a. Angioma
adalah pembesaran massa pada pembuluh darah
abnormal yang didapat didalam atau
diluar daerah otak. Tumor ini diderita sejak lahir yang lambat laun membesar.
b. Hemangiomablastoma
adalah
neoplasma yang terdiri dari unsur-unsur vaskuler embriologis yang paling sering
dijumpai dalam serebelum.
c.
Sindrom non hippel-lindan
adalah gabungan antara hemagioblastoma serebelum,
angiosmatosis retina dan kista ginjal serta pancreas.
7. Tumor congenital (gangguan
perkembangan). Tumor kongenital yang jarang antara lain kondoma, terdiri atas
sel-sel yang berasal dari sisa-sisa horokoida embrional dan dijumpai pada dasar
tengkorak.
Berdasarkan jenis tumor dapat dibagi menjadi :
1. Jinak
·
Acoustic neuroma
·
Meningioma
·
Pituitary adenoma
·
Astrocytoma (grade I)
2. Malignant
·
Astrocytoma (grade 2,3,4)
·
Oligodendroglioma
·
Apendymoma
Berdasarkan lokasi
1.
Tumor intradural
Ekstramedular
1. Cleurofibroma
2. Meningioma
Intramedular
1. Apendymoma
2. Astrocytoma
3. Oligodendroglioma
4. Hemangioblastoma
2. Tumor ekstradural
Merupakan metastase dari lesi primer, biasanya pada payudara, prostal,
tiroid, paru – paru, ginjal dan lambung.
H.
Manifestasi Klinis
Gejala serebral umum
Dapat berupa perubahan mental yang ringan (Psikomotor
asthenia), yang dapat dirasakan oleh keluarga dekat penderita berupa: mudah
tersinggung, emosi, labil, pelupa, perlambatan aktivitas mental dan sosial,
kehilangan inisiatif dan spontanitas, mungkin diketemukan ansietas dan depresi.
Gejala ini berjalan progresif dan dapat dijumpai pada 2/3 kasus
1. Nyeri Kepala
Nyeri bersifat dalam, terus – menerus, tumpul dan kadang – kadang bersifat
hebat sekali. Biasanya paling hebat pada pagi hari dan diperberat saat
beraktifitas, yang biasanya menyebabkan peningkatan TIK yaitu batuk, membungkuk
dan mengejan
Diperkirakan 1% penyebab nyeri kepala adalah tumor otak dan 30% gejala awal
tumor otak adalah nyeri kepala. Sedangkan gejala lanjut diketemukan 70% kasus.
Sifat nyeri kepala bervariasi dari ringan dan episodik sampai berat dan
berdenyut, umumnya bertambah berat pada malam hari dan pada saat bangun tidur
pagi serta pada keadaan dimana terjadi peninggian tekanan tinggi intrakranial.
Adanya nyeri kepala dengan psikomotor asthenia perlu dicurigai tumor otak.
2. Muntah
Akibat rangsangan pada medula oblongata. Terdapat pada 30% kasus dan umumnya meyertai
nyeri kepala. Lebih sering dijumpai pada tumor di fossa posterior, umumnya
muntah bersifat proyektif dan tak disertai dengan mual.
3. Kejang
Bangkitan kejang dapat merupakan gejala awal dari
tumor otak pada 25% kasus, dan lebih dari
35% kasus pada stadium lanjut. Diperkirakan 2% penyebab bangkitan kejang adalah
tumor otak. Perlu dicurigai penyebab bangkitan kejang adalah tumor otak bila:
·
Bagkitan kejang pertama kali pada usia lebih dari 25 tahun
·
Mengalami post iktal paralisis
·
Mengalami status epilepsi
·
Resisten terhadap obat-obat epilepsi
·
Bangkitan disertai dengan gejala TTIK lain
·
Bangkitan kejang ditemui pada 70% tumor otak dikorteks, 50% pasen dengan
astrositoma, 40% pada pasen meningioma, dan 25% pada glioblastoma.
4. Gejala Tekanan Tinggi Intrakranial /
Papiledema
Berupa keluhan nyeri kepala di daerah frontal dan
oksipital yang timbul pada pagi hari dan malam hari, muntah proyektil dan penurunan
kesadaran. Pada pemeriksaan diketemukan papil udem. Stasis vena menimbulkan
pembengkakan papila saraf optikus. Keadaan ini perlu tindakan segera karena
setiap saat dapat timbul ancaman herniasi. Selain itu dapat dijumpai parese
N.VI akibat teregangnya N.VI oleh TTIK. Tumor-tumor yang sering memberikan
gejala TTIK tanpa gejala-gejala fokal maupun lateralisasi adalah meduloblatoma,
spendimoma dari ventrikel III, haemangioblastoma serebelum dan
craniopharingioma.
Gejala spesifik tumor otak yang
berhubungan dengan lokasi:
1. Lobus frontal
·
Menimbulkan gejala perubahan kepribadian
·
Bila tumor menekan jaras motorik menimbulkan hemiparese kontra lateral,
kejang fokal
·
Bila menekan permukaan media dapat menyebabkan inkontinentia
·
Bila tumor terletak pada basis frontal menimbulkan sindrom foster kennedy
·
Pada lobus dominan menimbulkan gejala afasia
2. Lobus parietal
·
Dapat menimbulkan gejala modalitas sensori kortikal hemianopsi homonym
·
Bila terletak dekat area motorik dapat timbul kejang fokal dan pada girus
angularis menimbulkan gejala sindrom gerstmann’s
3. Lobus temporal
·
Akan menimbulkan gejala hemianopsi, bangkitan psikomotor, yang didahului
dengan aura atau halusinasi
·
Bila letak tumor lebih dalam menimbulkan gejala afasia dan hemiparese
·
Pada tumor yang terletak sekitar basal ganglia dapat diketemukan gejala
choreoathetosis, parkinsonism.
4. Lobus oksipital
·
Menimbulkan bangkitan kejang yang dahului dengan gangguan penglihatan
·
Gangguan penglihatan yang permulaan bersifat quadranopia berkembang menjadi
hemianopsia, objeckagnosia
5. Tumor di ventrikel ke III
Tumor biasanya bertangkai sehingga pada pergerakan
kepala menimbulkan obstruksi dari cairan serebrospinal dan terjadi peninggian
tekanan intrakranial mendadak, pasen tiba-tiba nyeri kepala, penglihatan kabur,
dan penurunan kesadaran
6. Tumor di cerebello pontin angie
·
Tersering berasal dari N VIII yaitu acustic neurinoma
·
Dapat dibedakan dengan tumor jenis lain karena gejala awalnya berupa
gangguan fungsi pendengaran
·
Gejala lain timbul bila tumor telah membesar dan keluar dari daerah pontin
angel
7. Tumor Hipotalamus
·
Menyebabkan gejala TTIK akibat oklusi dari foramen Monroe
·
Gangguan fungsi hipotalamus menyebabkan gejala: gangguan perkembangan
seksuil pada anak-anak, amenorrhoe,dwarfism, gangguan cairan dan elektrolit,
bangkitan
8. Tumor di cerebelum
·
Umumnya didapat gangguan berjalan dan gejala TTIK akan cepat erjadi
disertai dengan papil udem
·
Nyeri kepala khas didaerah oksipital yang menjalar keleher dan spasme dari
otot-otot servikal
9. Tumor fosa posterior
Diketemukan gangguan berjalan, nyeri kepala dan muntah
disertai dengan nystacmus, biasanya merupakan gejala awal dari medulloblastoma
Menurut Price, Sylvia Ardeson,2000 :
1.
Sakit kepala
Sakit kepala merupakan gejala umum
yang paling sering dijumpai pada penderita tumor otak. Rasa sakit dapat
digambarkan bersifat dalam dan terus menerus, tumpul dan kadang-kadang hebat
sekali. Nyeri ini paling hebat pada pagi hari dan lebih menjadi lebih hebat
oleh aktivitas yang biasanya meningkatkan TIK seperti membungkuk, batuk,
mengejan pada waktu BAB. Nyeri sedikit berkurang jika diberi aspirin dan
kompres dingin pada tempat yang sakit.
2.
Nausea dan muntah
Terjadi
sebagai akibat rangsangan pusat muntah pada medulla oblongata. Muntah paling
sering terjadi pada anak-anak berhubungan dengan peningkatan TIK diserta
pergeseran batang otak. Muntah dapat terjadoi tanpa didahului nausea dan dapat
proyektif.
3.
Papiledema
Disebabkan oleh statis vena yang menimbulkan pembengkakan papilla nervioptist. Bila terlihat pada pemeriksaan funduskopi akan mengingatkan pada kenaikan TIK. Seringkali sulit untuk menggunakan tanda ini sebagai diagnosis tumor otak oleh karena pada beberapa individu fundus tidak memperlihatkan edema meskipun TIK tidak amat tinggi. Dalam hubungannya dengan papiledema mungkin terjadi beberapa gangguan penglihatan. Ini termasuk pembesaran bintik buta dan amaurusis fugun (perasaan berkurangnya penglihatan).
Disebabkan oleh statis vena yang menimbulkan pembengkakan papilla nervioptist. Bila terlihat pada pemeriksaan funduskopi akan mengingatkan pada kenaikan TIK. Seringkali sulit untuk menggunakan tanda ini sebagai diagnosis tumor otak oleh karena pada beberapa individu fundus tidak memperlihatkan edema meskipun TIK tidak amat tinggi. Dalam hubungannya dengan papiledema mungkin terjadi beberapa gangguan penglihatan. Ini termasuk pembesaran bintik buta dan amaurusis fugun (perasaan berkurangnya penglihatan).
4.
Gejala fokal
Tanda-tanda dan gejala-gejala tumor otak antara
lainnya juga terjadi, tetapi ini lebih cenderung mempunyai nilai melokalisasi :
a. Tumor korteks motorik,
memanifestasikan diri dengan menyebabkan gerakan seperti kejang yang terletak pada satu sisi
tubuh yang disebut Kejang Jacksonian.
b.
Tumor lobus oksipital menimbulkan gejala visual, hemiaropsia humunimus
kontralateral (hilangnya penglihatan pada setengah lapang pandang, pada sisi
yang berlawanan dari tumor) dan halusinasi penglihatan.
c.
Tumor serebelum, menyebabkan pusing, ataksia (kehilangan keseimbangan) atau
gaya berjalan yang sempoyongan dengan kecenderungan jatuh ke sisi yang lesi,
otot-otot tidak terkoordinasi dan nistagmus (gerakan mata berirama tidak
disengaja) biasanya menunjukkan gerakan horizontal.
d.
Tumor lobus frontal sering menyebabkan gangguan kepribadian perubahan
status emosional dan tingkah laku, dan disintegrasi perilaku mental. Pasien
sering menjadi ekstrem yang tidak teratur dan kurang merawat diri dan
menggunakan bahasa cabul.
e.
Tumor sudut serebroponsin biasanya diawali pada sarung saraf akustik dan
member rangkaian gejala yang timbul dengan semua karakteriatik gejala pada
tumor otak :
1) Pertama, tinnitus dan kelihatan vertigo,diikuti
terjadinya tuli (saraf cranial-8)
2) Berikutnya kesemutan dan rasa gatal pada wajah dan lidah (saraf cranial-5)
3) Selanjutnya, terjadi kelemahan atau paralisis (saraf cranial-7)
4) Akhirnya, karena pembesaran tumor menekan serebelum, mungkin ada abnormalitas pada fungsi motorik.
2) Berikutnya kesemutan dan rasa gatal pada wajah dan lidah (saraf cranial-5)
3) Selanjutnya, terjadi kelemahan atau paralisis (saraf cranial-7)
4) Akhirnya, karena pembesaran tumor menekan serebelum, mungkin ada abnormalitas pada fungsi motorik.
f. Tumor ventrikel dan hipotalamus mengakibatkan
somnolensia, diabetes insipidus, obesitas, dan gangguan pengaturan suhu. Tumor
intrakranial dapat menghasilkan gangguan kepribadian, konfusi, gangguan fungsi
bicara dan gangguan gaya berjalan.
I.
Tahapan – tahapan pemeriksaan Tumor
Otak
1.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan yang dilakukuan untuk mengkaji tumor otak adalah :
·
Pengkajian saraf
·
Pergerakan mata
·
Penglihatan : penurunan lapang pandang, penglihatan kabur
o
Pendengaran : tinitus, penurunan pendengaran, halusinasi
o
Pengkajian reflek
o
Keseimbangan dan koordinasi
o
Penciuman dan sentuhan
o
Abstract thinking
o
Memori
§ Motorik : hiperekstensi, kelemahan
sendi
§ Jantung : bradikardi, hipertensi
§
Sistem pernafasan : irama nafas meningkat, dispnea, potensial obstruksi
jalan nafas, disfungsi neuromuskuler
§
Sistem hormonal : amenorea, rambut rontok, diabetes melitus
2.
Pemeriksaan Diagnostik
a.
Arterigrafi atau Ventricolugram ;
untuk mendeteksi kondisi patologi pada
sistem ventrikel dan cisterna.
b.
CT – SCAN ; Dasar dalam menentukan
diagnosa.
c.
Radiogram ; Memberikan informasi
yang sangat berharga mengenai struktur, penebalan dan klasifikasi; posisi
kelenjar pinelal yang mengapur; dan posisi selatursika.
d.
Ekoensefalogram ; Memberi
informasi mengenai pergeseran kandungan intra serebral.
e.
Sidik otak radioaktif ;
Memperlihatkan daerah-daerah akumulasi abnormal dari zat radioaktif. Tumor otak
mengakibatkan kerusakan sawar darah otak yang menyebabkan akumulasi abnormal
zat radioaktif.
f.
MRI, digunakan untuk menghasilkan
deteksi jejas yang kecil, membantu dalam mendeteksi tumor didalam batang otak
dan daerah hipofisis.
g.
Biopsi stereotaktik bantuan
computer (3 dimensi) dapat digunakan untuk mendiagnosis kedudukan tumor yang
dalam dan untuk memberikan dasar – dasar pengobatan dan informasi prognosis.
h.
Angiografi serebral, memberikan
gambaran pembuluh darah serebral dan letak tumor serebral.
i.
EEG, dapat mendekati gelombang
otak abnormal pada daerah yang ditempati tumor dan dapat memungkinkan untuk
mengevaluasi lobus temporal pada waktu kejang.
j.
Penelitian sitologis pada CSF,
untuk mendekati sel-sel ganas, karena tumor-tumor pada system saraf pusat mampu
menggusur sel-sel ke dalam cairan serebrospinal.
k.
Ventriculogram / Arteriografi,
apabila diagnose yang diduga sedemikian rumitnya sehingga pungsi spinal atau
pungsi lumbal tidak biasa dilakukan karena kontra indikasi peningkatan TIK.
3. Diagnosis Banding
Gejala yang paling sering dari tumor otak adalah peningkatan tekanan
intrakranial, kejang dan tanda deficit neurologik fokal yang progresif. Setiap
proses desak ruang di otak dapat menimbulkan gejala di atas, sehingga agak
sukar membedakan tumor otak dengan beberapa hal berikut :
·
Abses intraserebral
·
Epidural hematom
·
Hipertensi intrakranial benigna
·
Meningitis kronik.
4. Prognosis
Prognosisnya tergantung jenis tumor spesifik. Berdasarkan data di
Negara-negara maju, dengan diagnosis dini dan juga penanganan yang tepat
melalui pembedahan dilanjutkan dengan radioterapi, angka ketahanan hidup 5
tahun (5 years survival) berkisar 50-60% dan angka ketahanan hidup 10
tahun (10 years survival) berkisar 30-40%. Terapi tumor otak di
Indonesia secara umum prognosisnya masih buruk, berdasarkan tindakan operatif
yang dilakukan pada beberapa rumah sakit di Jakarta.
J.
Penatalaksanaan Medis
Menurut Brunner
dan Suddarth 1987 :
1. Pembedahan
1. Pembedahan
Merupakan pilihan pertama bagi
pasien dengan tumor otak. Tujuan diagnosis definitive dan memperkecil tumor
tersebut. Pengangkatan dari semua tumor menimbulkan defisit neurologis yang
berat
2. Terapi radiasi
a. Radioterapi, untuk mengatasi
daerak eksisi dimana lesi metastatic tumor telah
diangkat.
b. Kemoterapi, untuk mengatasi kalignasi tumor otak.
b. Kemoterapi, untuk mengatasi kalignasi tumor otak.
Obat-obatan
yang digunakan : Nitroseurea, BCNU dan CCNU karena obat ini mampu melewati
sawar darah / otak. Selama pemberian obat-obatan ini pasien harus menghindari
makanan yang tinggi tiramin (misalnya anggur, yogurt, keju, hati ayam, pisang)
dan alcohol, karena pokorbazine menghambat dan melemahkan aktivitas inhibitor
monoamine oksidase (MAO). Prokabazine dikaitkan dengan mual dan muntah yang
mungkin hilang atau berkurang saat pertama kali atau saat pengobatan sedang
dilakukan.
3.
Imunoterapi
a.
Dengan menggunakan antibody
monoclonal yang diciptakan secara khusus untuk menyerang dan menghancurkan sel
tumor otal.
b. Interleukin-2 digunakan untuk mengganti lesi-lesi metastatic dari
kanker primer ginjal dan melanoma, akan tetapi kemanjurannya masih perlu
dibuktikan.
4. Pengobatan penyelidikan
a.
BCNU digabungkan dalam bentuk
tablet tipis yang mematikan secra biologis untuk ditempatkan pada daerah tumor
selama pembedahan kraniotomi.
b.
Penempatan kateter arteri dekat
dengan tumor. Beri infus manitol untuk perusakan dari barier darah atau otak.
c.
Transplantasi sumsum tulang juga
sedang digunakan dalan uji klinis untuk penatalaksanaan astrosiloma.
d.
Manipulasi hormonal. Biasanya
dengan obat golongan tamoxifen untuk tumor yang sudah bermetastase.
e.
Terapi
Steroid
Steroid secara dramatis
mengurangi edema sekeliling tumor intrakranial, namun tidak berefek langsung
terhadap tumor.
K.
Komplikasi
Menurut Brunner dan Suddarth 1987, komplikasi yang dapat terjadi adalah :
1. Peningkatan TIK dari tumor dalam ruang kranium yang terbatas. Biasanya menimbulkan gejala-gejala neurologis seperti perdarahan dan infeksi. Penggunaan steroid oral akan menurunkan oedema serebral dan mungkin dapat mengontrol gejala tersebut.
2. Adanya lesi yang mengganggu fungsi normal yang dikontrol oleh bagian otak tersebut.
3. Pengobatan kemoterapi mungkin memberikan kontribusi pada oedema serebral sementara yang mungkin memerlukan peningkatan pemberian steroid atau obat anti konvulsan. Gejala yang dialami pasien secara langsung diakibatkan dengan lokasi tumor otak.
Adapun komplikasi yang dapat kita temukan pada pasien yang menderita tumor otak ialah :
Menurut Brunner dan Suddarth 1987, komplikasi yang dapat terjadi adalah :
1. Peningkatan TIK dari tumor dalam ruang kranium yang terbatas. Biasanya menimbulkan gejala-gejala neurologis seperti perdarahan dan infeksi. Penggunaan steroid oral akan menurunkan oedema serebral dan mungkin dapat mengontrol gejala tersebut.
2. Adanya lesi yang mengganggu fungsi normal yang dikontrol oleh bagian otak tersebut.
3. Pengobatan kemoterapi mungkin memberikan kontribusi pada oedema serebral sementara yang mungkin memerlukan peningkatan pemberian steroid atau obat anti konvulsan. Gejala yang dialami pasien secara langsung diakibatkan dengan lokasi tumor otak.
Adapun komplikasi yang dapat kita temukan pada pasien yang menderita tumor otak ialah :
a. Gangguan fisik
neurologist
b. Gangguan kognitif
c. Gangguan tidur dan mood
d. Disfungsi seksual
b. Gangguan kognitif
c. Gangguan tidur dan mood
d. Disfungsi seksual
Tidak ada komentar:
Posting Komentar